Suatu kali saya pernah dikasihani oleh teman seperjalanan. Karena menumpang kereta selama 12 jam. Berangkat saing hari dari jakarta dan sampai di surabaya lewat tengah malam. Saat berangkat saya memang sudah kena radang. Dua hari sebelumnya, saya memakan gorengan sehingga gatal-gatallah tenggorokan saya. Sehari sebelum berangkat saya gempur dengan makan makanan mentah. Hari H saya nekad berangkat, karena sayang tiket sudah terbeli. Rencana perjalanan tidak dapat ditunda lagi. Selama perlananan di kereta saya tidur pulas. Kebetulan tempat duduk sebrang juga kosong. Jadi enak buat ngelonjorin kaki.
Sampai di surabaya kami dijemput teman dari madura. Selama 3 hari kami di madura dan sehari di surabaya. Tiba saatnya pulang ke Jakarta. Saat itu ada kawan yang menawari kami naik pesawat. wot? pesawat? hah?
hemm… berpikir agak lama.. kenapa? kan enak.. iya enak buatorang2 yang biasa. Sya takut ketinggian. Makanya saya belum pernah menyebrang, ke luar pulau jawa. Biar dikata norak. Sabodo teuing. Namanya takut ketinggian. Juga tiket2 promo murah ke luar negeri, Aihh tak tertarik saya. Tetep saja takut ketinggian. perasaan tuh bawaannya mau jatoh. Kan klo kereta jatoh masih bisa ke tanah. Nah, klo pesawat jatoh ke tanah, beres sudah.
Kawan saya kembali bertanya, apakah saya bersedia menggunakan pesawat untuk perjalanan pulang. saya bertanya pada orang di sebelah saya, apakah bersedia naik pesawat. Itu juga saat dia belom pernah naik pesawat..hahaha..lebih parah dari dia. Tapi setidaknya dia tak memilki takut ketinggian seperti saya. Berhubung semua naik pesawat. Maka saya mengiyakan ajakan naik pesawat. Masa iya saya pulang sendiri berkereta. Bismillah .. mencoba naik pesawat rute domestik pertama kali.
Pukul 03.00 kami bersiap menuju bandara. alhamdulillag gak telat. Malah kami tiba sebelum jadwal boarding dibuka. Perlahan kami memasuki pesawat. Saya deg-degan hamper pengsan hahaha.. padahal pesawat belom berangkat.. di dalam saya banyak berdoa. duduk dekat jendela. Bahkan itu juga tidak mengalihkan pikiran takut saya. Saya dulu pernah ingin tau awan seperti apa. Apa bisa dipegang. ditiduri, atau bahkan dimakan. hihi. Nah, sekarang giliran bisa liat awan..malah takut.. ho ho piye tho iki..
Hal paling bikin deg-degan saat pesawat akan tinggal landas. MEnambah kecepatan hingga batas tertentu agar bisa naik ke udara. Itu jantung rasanya mau copot. haha…padahal mah biasa aja sih kata orang-orang. Serem an maeinan wahana di Ancol wkwk..
Bagaimana saya akhirnya menakhlukkan rasa takut naik pesawat itu?
PAda prinsipnya, pikiran kita itu seperti busa di dalam botol. Pernah nyucibotol pakai sabun kan? setelah kita campur air dan sabun, dikocok, lalu dikeluarkan arinya. Tersisa gelembung sabun halus dan kecil-keil. bagaimana cara mengeluarkan sisa gelembung itu? mudah, isi botol dengan air kran mengucur terus-menerus. Lama kelamaan gelembung aan keluar dengan sendirinya. Begitu juga cara bekerjanya pikiran kita. Saat sebuah pikiran ketakutan menguasai ruang pikir, maka yang bisa dilakukan adaah memasukkan anti ketakutan ke dalamnya. Sebanyak-banyaknya.
Yang saya lakukan di pesawat memikirkan secara logis, bahwa dimanapun berada, kematian itu akan mengintai. Jatoh atau tidaknya pesawat yang saya naiki ini semua ats ijin Allah. Hidup saya saat ini seluruhnya, 1000% milik ALLAH. Nyaris tidak ada apapun yang bisa saya lakukan selain pasrah. Bahkan saya mendapati makna keihklasan sesungguhnya. Memasrahkan hidup say 1000% di udara. Melebihi keyakinan saay pada perjalanan darat. Bila perjalanan darat masih banyak menggunakan logika manusia. Maka perjalanan udara, menggunakan cara berpikir Allah. Mendadak saya jadi religius di pesawat. alah…kemana aja kamu ..
saya banyak berdoa dan berpikir positif. Saya mulai berani melihat ke luar jendela. Melihat realita, bahwa kenyataannya tak yang dibayangkan. Melihat keindahan sang pencipta saat awan diterpa cahaya pagi. Kehadiran matahari menambah keindahan alam raya.
Tak terasa, perjalanan 1 jam 10 menit begitu singkat. Kami menuruni pesawat dengan perasaan lega. Tak lupa foto-foto di depan pesawat yang kami naiki.
Terima kasih seorang kawan yang telah “memaksa” saya naik pesawat. SEkarang kemana-mana naik pesawat deh hehehe..
Let’s fly 2gether..